Rabu, 24 November 2010

PENGENTASAN KEMISKINAN

Strategi Penanggulangan Kemiskinan

A. Strategi Penanggulangan Kemiskinandalam Perspektif Pekerja Sosial
Strategi Pembangunan Ekonomi Makro
Strategi pembanguan ekonomi makro paling umum digunakan untuk memerangi kemiskinan. Strategi ini mencakup: program industrialisasi dengan fokus pada riset dan pengembangan, industri berorientasi ekspor, program tataguna tanah serta program ketenaga kerjaan pada umumnya.
Strategi Pelayanan Sosial.
Strategi Pelayanan Sosial menekankan pada ketentuan tentang kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial lainya bagi seluruh masyarakat. Negara yang sukses dengan program ini yaitu Sri Lanka, yang berhasil mencapai tingkat pendidikan dan kesehatan sehinga dapat diperbandingkan dengan negara Eropa dalam pembangunan ekonominya.
Strategi Ekonomi Mikro
Strategi ekonomi mikro dirancang khususnya untuk memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat. Pada saat pembangunan negara seharusnya dapat dinikmati secara keseluruhan, hasilnya akan sangat bergantung pada faktor atau dimensi lainnya dalam pembangunan sosial.
Pada dasarnya strategi ekonomi mikro memuat :
• Rencana kredit usaha kecil, program ini telah sukses dilaksanakan di Banglades melalui bank setempat,demikian halnya dengan negara Sri Lanka.Keberhasilan tersebut telah merambah hampir keseluruh Asia.
• Rencana Usaha kecil, program ini menekankan pada ketenagakerjaan, pelatihan dan kredit yang ditujukan bagi masyarakat tertentu guna menopang perekonomiannya.
Strategi Pengentasan kemiskinan berbasiskan masyarakat
Strategi ini ditujukan pada seluruh masyarakat miskin dengan tujuan mereka mampu berperan dalam setiap aspek pembangunan masyarakat- ekonomi, sosial politik, lingkungan, dan budaya dengan pendekatan terpadu, menyeluruh untuk mengentaskan kemiskinan.
Negara yang berhasil dan sebagai pelopor dalam strategi ini yaitu Philipina demikian halnya diSri Lanka dan Cina. Straregi ini membutuhkan lingkungan yang mendukung guna kesuksesanya seperti lingkungan budaya yang kondusif. Demikian pula dibutuhkan pemerintahan yang mendukung, serta tersedianya sumberdaya nasional maupun internasional.
Mekipun tidak ada sumberdaya dan pemerintahan yang tidak mendukung, dalam skala kecil program pengentasan kemiskinan yang berbasis masyarakat ini secara keseluruhan dapat dikatakan efektif contohnya di Kamboja.
Program yang berbasis masyarakat idealnya secara menyeluruh, program ini dapat pula diterapkan pada masalah yang spesifik keduanya bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dengan menyelesaikan masalah khusus yang menyebabkan kemiskinan dan mempertinggi pembangunan sosial masyarakat fokus program ini antaralain ketergantungan obat (seperti di Cina), HIV/AIDS seperti di negara bagian Afrika, cacat tubuh contonya di Thailand atau kenakalan remaja di negara Asia.
Perlindungan Sosial
Salah satu strategi penanggulangan kemiskinan yang sangat erat kaitannya dengan perspektif pembangunan social dan pekerjaan social adalah perlindungan social (social protection).
Perlindungan social adalah skema yang dirancang secara terencana oleh pemerintah maupun masyarakat untuk melindungi anggotanya dari berbagai risiko dalam kehidupannya, baik risiko yang timbul dari dirinya (kecelakaan, sakit, meninggal dunia), maupun yang timbul dari lingkungannya (menganggur, bencana alam/social).
Secara konseptual perlindungan social mencakup
1) Bantuan social (social assistance)
Skema ini termasuk jaminan social (social security) yang berbentuk tunjangan uang, barang, atau pelayanan kesejahteran yang umumnya diberikan berdasarkan “test kemiskinan” tanpa memperhatikan konstribusi sebelumnya.
2) Asuransi Sosial (social insurance)
Asuransi ini hanya diberikan kepada para peserta sesuai dengan konstribusinya, yakni berdasarkan premi atau tabungan yang dibayarkan. Misalny asuransi kesehatan dan pension.
3) Kebijakan-kebijakan Kerja Pasar (labour market policies)
Kebijakan pasar kerja merupakan kebijakan public untuk meregulasi dunia kerja yang dapat menstabilkan hukum penawaran dan permintaan kerja, serta melindungi tenaga kerja dari risiko-risiko ditempat kerja. Misalnya penciptaan kesempatan kerja, penetapan upah minimum.
4) Jaring Pengaman Sosial Barbasis Masyarakat (community-based social safety nets)
Indonesia kaya dengan budaya dan inisiatif local dalam merespon masalah dan kebutuhan rakyat kecil. Di pedesaan dan perkotaan terdapat kelompok arisan, siskamling, kelompok pengajian, kelompok dana kematian yang secara swadaya, partisipatif, egaliter meyelenggarakan pelayanan social. Depsos menyebut system perlindungan social semacam ini dengan istilah Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM).
Pendekatan Pekerjaan Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan
Pekerjaan sosial pada intinya menunjukan pada serangkaian aktivitas kemanusiaan yang bergerak dalam bidang pembangunan kesejahteraan sosial. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kemampuan orang baik secara individu maupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup dalam konsep ini tidak hanya terbatas fisik, seperti makan dan minum, melainkan pula kebutuhan sosial, seperti kemampuan mengekspresikan diri berinteraksi dengan lingkungannya dan terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan. Karakteristik utama pekerjaan sosial adalah bahwa pekerjaan sosial senantiasa melihat individu tidak terpisah dari lingkungan sosialnya. Sehingga proses pertolongan pekerjaan sosial tidak hanya difokuskan pada peningkatan kemampuan individu, melainkan pula keberfungsian sistem sosial yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh individu yang bersangkutan. Prinsip pertolongan pekerjaan sosial berbeda dengan kegiatan pertolongan yang dilakukan profesi lain. Pekerjaan sosial berusaha membantu individu, kelompok maupun masyarakat agar mereka mandiri, yakni memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dapat digunakan dalam menghadapi berbagai permasalahan sosial yang dihadapinya sesuai dengan kapasitas dan sumber – sumber yang ada dan mampu digunakannya.
Dalam konteks pertolongan pekerjaan sosial proses dan hasil dipandang sebagai dua hal sama penting. Klien atau kelompk sasaran tidak hanya didorong untuk mampu mencapai tujuan tertentu, melainkan pula mampu menjalankan tahap – tahap kegiatan sesuai dengan aspirasi dan kemampuannya. Orientasi terhadap proses dan tujuan ini pula yang hakekatnya mewarnai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat miskin. Oleh karena itu seperti halnya dalam metode pekerjaan sosial dengan individu dan kelompok, pendekatan pekerjaan sosial dalam penanggulangan dan pengembangan masyarakat miskin, senantiasa diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat tersebut dengan metode yang partisipatif. Pekerja sosial bersama masyarakat mengenali, menggali dan merumuskan kebutuhan masyarakat secara bersama–sama. Berdasarkan kebutuhan ini, disusunlah program kegiatan yang mencakup tujuan, cara–cara mencapai tujuan tersebut, serta sumber–sumber yang dapat digunakan dalam memfasilitasi pencapaian tujuan.
Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Prinsip utama pekerjaan sosial dalam usaha penanggulangan dan pengembangan masyarakat miskin adalah meningkatkan kemampuan masyarakat tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menjangkau dan mengelola sumber–sumber dan kesempatan yang ada disekitarnya, serta mengatur dan mengorganisasi aspirasi sosialnya. Dengan kata lain pengembangan masyarakat dalam konteks pekerjaan sosial menunjukan pada pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan), sehingga pemberdayaan berkait dengan konsep mengenai kekuasaan. Terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal :
1) Kekuasaan dapat berubah, jika kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.
2) Kekuasaan dapat diperluas, konsep ini menekankan pada pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.
Pemberdayaan dapat dinyatakan sebagai suatu proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau pemberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjukan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu : masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, mandiri dalam melaksanakan tugas–tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai suatu proses.
Pendampingan Sosial Sebagai Strategi Pemberdayaan
Kegiatan pemberdayaan dapat dilakukan melalui pendampingan sosial oleh pekerja sosial dilapangan. Ada lima kegiatan penting yang dapat dilakukan dalam melakukan pendampingan sosial :
1) Motivasi. Rumah tangga miskin perlu didorong untuk membentuk kelompok yang merupakan mekanisme kelembagaan penting untuk mengorganisir dan melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat di daerahnya. Kelompok ini kemudian dimotivasi untuk terlibat dalam kegiatan peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber – sumber dan kemampuan mereka sendiri.
2) Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan. Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dicapai melalui pendidikan dasar, pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi. Sedangkan ketrampilan pekerjaan dapat dikembangkan melalui cara–cara partisipatif.
3) Manajemen Diri. Kelompok harus memilih pemimpin mereka sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri, seperti melaksanakan pertemuan–pertemuan, melakukan pencatatan dan pelaporan, mengoperasikan tabungan dan kredit, resolusi konflik dan manajemen kepemilikan masyarakat. Pada tahap awal pendamping dari luar dapat membantu mereka dalam mengembangkan sebuah sistem, kelompok kemudian dapat diberi wewenang penuh untuk melaksanakan dan mengatur sistem tersebut.
4) Mobilisasi Sumber. Merupakan sebuah metode untuk menghimpun sumber–sumber individual melalui tabungan dan sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan modal sosial.
5) Pembangunan dan pengembangan jaringan. Pengorganisasian kelompok–kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.
Dalam kaitannya dengan masyarakat miskin, lima aspek pemberdayaan tersebut dapat dilakukan melalui lima strategi pemberdayaan sebagai berikut :
1) Pemukiman
Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat miskin dapat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat miskin dari sekat–sekat kultural dan struktural yang menghambat.
2) Penguatan
Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat miskin dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat miskin yang menunjang kemandirian mereka.
3) Perlindungan
Melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang antara yang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat miskin
4) Penyokongan
Memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat miskin mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupanya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat miskin agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang semakain lemah dan terpingirkan.
5) Pemeliharaan
Memelihara kondusi yang kondusif agar tetep terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.
KESIMPULAN
1. Penyebab kemiskinan biasanya berkait antara yang satu dengan lainnya sehingga membawa masalah kemiskinan. Beberapa penyebab utama kemiskinan yang dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan dan pencegahan kemiskinan :
• Kemiskinan disebabkan globalisasi
• Kemiskinan yang terkait dengan pembangunan
• Kemiskinan yang terkait dengan masalah sosial
• Kemiskinan sebagai suatu akibat
2. Konsep Kemiskinan sangat sukar untuk didefinisikan, ada bermacam bentuk dan masing-masing memiliki karakteristik, persepsi yang berbeda. Pada umumnya kemiskinan diterangkan sebagai satu fenomena multidimensional. Ada empat bentuk atau tipe kemiskinan :
• Kemiskinan Pendapatan
• Kemiskinan Manusia
• Kemiskinan kebutuhan dasar.
• Kemiskanan Kemampuan.
3. Untuk menanggulangi kemiskinan dapat dilakukan melalui beberapa strategi, antara lain :
• Strategi Pembangunan Ekonomi Makro
• Strategi Pelayanan Sosial.
• Strategi Ekonomi Mikro
• Strategi Pengentasan kemiskinan berbasiskan masyarakat
4. Dalam strategi pengentasan kemiskinan berbasiskan masyarakat. Pekerja sosial dapat memainkan peranan utamanya. Prinsip utama pekerjaan sosial dalam usaha penanggulangan dan pengembangan masyarakat miskin adalah meningkatkan kemampuan masyarakat tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menjangkau dan mengelola sumber – sumber dan kesempatan yang ada disekitarnya, serta mengatur dan mengorganisasi aspirasi sosialnya. Dengan kata lain pengembangan masyarakat dalam konteks pekerjaan sosial menunjukan pada pemberdayaan masyarakat.
5. Pemberdayaan dapat dinyatakan sebagai suatu proses dan tujuan. Guna melaksanakan kegiatan pemberdayaan tersebut, dilakukan melalui pendampingan sosial oleh pekerja sosial dilapangan. Berkait dengan masyarakat miskin, ada lima strategi pemberdayaan yang dapat diterapkan, yaitu :
• Pemukiman
• Penguatan
• Perlindungan
• Penyokongan
• Pemeliharaan
6. Perlindungan social
Secara konseptual perlindungan social meliputi :
• Bantuan Sosial
• Asuransi Sosial
• Kebijakan-kebijakan kerja pasar
• Jarring social pengaman berbasis masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar