Senin, 29 November 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Bumi tempat kita berpijak mengandung berbagai macam keanekaragaman hayati dan fauna. Saat ini, kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem semakin meningkat menilik bumi tidak sehijau dulu lagi. Berbagai upaya guna melestarikan lingkungan pun mulai dilakukan berbagai pihak, tidak terkecuali Universitas Negeri Semarang. Semangat go green mulai dihembuskan pihak kampus dalam komitmennya untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan. Diantaranya dengan upaya mencitrakan diri sebagai universitas konservasi. Hal ini didukung oleh kondisi geografis Unnes yang terletak di kawasan hijau kota Semarang. UNNES sebagai kampus konservasi juga ikut mengajak mahasiswa untuk ikut serta dalam progaram melestarikan lingkungan. Sehingga mahasiswa dituntut untuk senantiasa menjaga dan melestarikan jenis-jenis hayati yang terdapat di kampus UNNES. Adapun tujuan UNNES sebagai universitas konservasi di antaranya adalah:
a. Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga kehidupan.
b. Menjamin keanekaragaman genetik.
c. Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem
Peranan kawasan konservasi dalam pembangunan meliputi:
a. Penyelamat usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan.
b. Pengembangan Ilmu Pendidikan.
c. Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan devisa.
d. Pendukung pembangunan bidang pertanian.
e. Keseimbangan lingkungan alam.
f. Manfaat bagi manusia.
Berdasarkan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1990 dan Strategi Konservasi Dunia kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya meliputi kegiatan:
a. Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok dalam sistem-sistem penyangga kehidupan.
b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Di kawasan kampus UNNES dapat ditemukan beragam spesies hayati, termasuk hewan-hewan dan tumbuhan langka yang saat ini tengah dilindungi. Penyusun mengamati bentuk dan ciri-ciri hewan dan tumbuhan yang tengah dikembangkan di UNNES yang kemudian akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Secara Umum :
1. Keanekaragaman hayati apa saja yang terdapat di kamus UNNES?
Secara Khusus :
1. Bagaimana Karakteristik dari jenis hayati yang terdapat di kampus UNNES tersebut?
2. Bagaimana cara melestarikan dan menjaga jenis-jenis hayati tersebut?

1.3 TUJUAN
Tujuan disusunnya laporan ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati yang terdapat di kampus UNNES beserta ciri-ciri fisik yang dimilikinya,
2. Untuk mengetahui cara hidup dan habitat dari jenis-jenis hayati baik jenis hewan maupun tumbuhan
3. Untuk mengetahui perbedaan dan ciri utama yang dimiliki dari masing-masing jenis hayati
4. Untuk mendeskripsikan karakteristik jenis-jenis hayati
5. Mengidentifikasi pola interaksi pada ekosistem yang berada di kampus
6. Mengidentifikasi struktur tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah.
7. Mengidentifikasi dominasi hewan tingkat tinggi dan hewan tingkat rendah.

1.4 MANFAAT
Manfaat disusunnya laporan ini antara lain adalah sebagai berikut
a) Untuk mengetahui data keanekaragaman hayati yang terdapat di kampus UNNES,
b) Kita dapat mengetahui cara hidup dan habitat dari jenis-jenis hayati baik hewan maupun tumbuhan yang ada di kampus UNNES
c) Kita dapat mengetahui perbedaan dan ciri utama yang dimiliki dari masing-masing jenis hayati
d) Kita dapat mendeskripsikan karakteristik jenis-jenis hayati
e) Kita dapat mengidentifikasi pola interaksi pada ekosistem yang berada di kampus UNNES
f) Kita dapat mengidentifikasi struktur tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah.
g) Kita dapat mengidentifikasi dominasi hewan tingkat tinggi dan hewan tingkat rendah.
1.5 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang kami gunakan untuk mencari sumber-sumber untuk pembuatan makalah ini adalah dengan cara:
a Pengumpulkan data dari buku dan internet berkenaan dengan keanekaragaman hayati.
b Observasi atau pengamatan langsung di kawasan lingkungan unnes tentang keanekaragaman hayati yang berada di lingkungan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keanekagaraman Hayati
Keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai Keanekaragaman hayati merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses pembangunan secara berkelanjutan. Konservasi keanekaragaman hayati membutuhkan investasi yang cukup besar, selain itu juga akan memberi manfaat yang nyata dalam bidang lingkungan ekonomi, dan sosial.
Pelestarian keanekaragaman hayati merupakan kewajiban dan tanggungjawab seluruh masyarakat, baik pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, untuk memudahkan pengaturan upaya-upaya konservasi secara menyeluruh maka ditetapkan suatu konvensi dan kebijakan - kebijakan untuk melindungi dan mengelola keanekaragaman hayati.
Perlindungan keanekaragaman hayati biodiversity yang dilakukan Unnes menjangkau komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen tersebut ditujukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan ekosistem, mengingat punah atau berkurangnya unsur pendukung biodiversity akan sangat mempengaruhi keseimbangan alam. Beberapa aktivitas pendukung komponen program ini telah lama dirintis, yakni program-program penghijauan.
Di masa mendatang, program penghijauan akan difokuskan pada penyediaan habitat bagi flora dan fauna yang saat ini ada dilingkungan maupun flora dan fauna potensial.
Inventarisasi flora dilakukan di lingkungan kampus Unnes dan sekitarnya serta taman kehati Unnes dengan menitik beratkan pada kajian ekologis seperti kekayaan jenis, keanekaragaman jenis, kelimpahan, kemerataan, dan dominasinya. Sementara ini inventarisasi fauna masih difokuskan pada spesies burung dan kupu-kupu. Kajian Ilmiah dalam inventarisasi fauna masih difokuskan pada spesies burung dan kupu-kupu.

2.2 Keanekaragaman Hayati jenis Burung
1. Bangau sandang-lawe
Ciconia episcopus Ciconiidae
Wooly-necked Stork
Karakter
Tubuh berukuran sangat besar 86 cm badan berwarna hitam dan putih, mahkota hitam mengkilap dengan dahi dan alis yang kecil berwarna putih, seluruh leher putih seperti kapas, sayap dan ekor hitam berkilau. Dada begaris dan paha hitam; perut bawah dan ekor bawah putih, kulit muka abu-abu, iris coklat-merah, paruh hitam dengan ujung merah, kaki merah buram, Bersarang tidak dalam koloni. Sarang dari tumpukan ranting kering pada pohon tinggi di hutan.
Habitat
Sawah, dataran rendah, padang rumput, pebukitan
Penyebaran global
Afrika, India, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, Sumatera, Jawa dan Nusa tenggara
Penyebaran dikampus UNNES
Dijumpai terbang tinggi di sekitar kebun biologi dan juga persawahan Kalisegoro
Status
Pengunjung, dilindungi tata perundangan Republik Indonesia
frekuensi perjumpaan sangat jarang
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ciconiidae
Genus : Ciconia
Species : Ciconia episcopus

2. Bentet kelabu

Lanius schach Laniidae
Long-tailed Shrike

Karakter
Tubuh berukuran agak besar 25 cm, berwarna hitam, coklat dan putih, berekor panjang
Dewasa : dahi, topeng dan ekor hitam sayap hitam dengan bintik putih dan tengkuk abu-abu atau abu-abu hitam, punggung, tunggir dan sisi tubuh coklat kemerahan, dagu, tenggorokan dada dan perut tengah putih. Luas warna hitam pada kepala dan punggung bervariasi, berbantung pada ras, individu dan umur.
Remaja : lebih suram dengan garis pada sisi tubuhdan punggung, kepala dan tengkuk lebih abu-abu, Iris coklat, paruh dan kaki hitam
Mengunjungi daerah terbuka, padang rumput dan perkebunan dan derah terbuka lain. Duduk pada tenggeran rendah, mendadak menyambar serangga yang terbang, tetapi lebih sering menyambar belalang dan kumbang diatas tanah.
Berbiak mei-agustus, mei-juli
Habitat
Daerah terbuka, padang rumput, perkebunan tersebar sampai ketinggian 1.600 m dpl
Penyebaran global
Dari Iran sampai Cina, India, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Sunda Besar Nusa Tenggara sampai Irian
Penyebaran di kampus UNNES
Dijumpai di kebun biologi dan juga persawahan samping FBS, diketahui bersarang dan berbiak di Persawahan tersebut
Status
Penetap
Frekuensi perjumpaan sering dan sangat mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Laniidae
Genus : Lanius
Species : Lanius schach

3. Blekok sawah
Ardeola speciosa Ardeidae
Javan Pond-heron

Kriteria
Tubuh berukuran kecil 45 cm, bersayap putih, cokelat bercoret-coret. Pada waktu berbiak: kepala dan dada kuning tua, punggung nyaris hitam, tubuh bagian atas lainnya cokelat becoret-coret, tubuh bagian bawah putih, ketika terbang sayap terlihat sangat kontras dengan punggung yang gelap / hitam. Tak berbiak dan remaja: Coklat bercoret-coret.
Iris kuning, paruh kuning, ujung paruh hitam, kaki hijau buram.
Sendirian atau dalam kelompok tersebar, berdiri diam-diam dengan tubuh pada posisi rendah dan kepala ditarik kembali sambil menunggu mangsa. Setiap sore terbang dengan kepakan sayap perlahan-lahan, berpasangan atau bertigaan, beramai-ramai menuju tempat istirahat. Bersarang dengan dengan koloni burung air lain.
Berbiak : Desember- Mei, Januari-Agustus
Habitat
Sawah, rawa, daerah berair,tambak dan mangrove
Penyebaran global
semenanjung Malaysa, Indocina, Sunda Besar, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sulawesi

penyebaran di kampus UNNES
dijumpai terbang hampir di seluruh wilayah kampus pada saat pagi dan petang, persawahan FBS dan Kali Segoro
Status
Penetap, dilindungi tata perundangan Republik Indonesia
Frekuensi perjumpaan sering dan sangat mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ardeidae
Genus : Ardeola
Species : Ardeola speciosa

4. Bondol haji
Lonchura maja Estrildidae
White-headed Munia
Karakter
Tubuh berukuran agak kecil 11 cm, berwarna cokelat dengan kepala putih. Juvenile: tubuh bagian atas coklat, Tubuh bagian bawah dan muka kuning tua.
Iris coklat, paruh abu-abu kebiruan, kaki biru pucat.
Membentuk kelompok besar saat musim panen padi, tetapi tersebar berpasangan selama musim kawin
Berbiak : bulan Februari
Habitat
Sawah, padang rumput
Penyebaran global
Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi
Penyebaran di kampus UNNES
Dijumpai di seluruh lingkungan kampus terutama pada daerah terbuka dan padang rumput

Status
Penetap
Frekuensi perjumpaan agak mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Estrildidae

Genus : Lonchura
Species : Lonchura maja


5. Burung-madu sriganti
Cinnyris jugularis Nectariniidae
Scaly-breasted Flowerpecker

Kriteria
Tubuh berukuran kecil 10 cm, perut berwarna kuning terang. Jantan : dagu dan dada hitam-ungu metalik, punggung hijau-zaitun
Betina: tanpa warna hitam pada dada dan dagu, tubuh bagian atas hijau-zaitun alis biasanya kuning muda. Iris cokelat tua, paruh dan kaki berwarna hitam
Ribut , dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak berbunga ke yang lainnya. Jantan kadang-kadang berkejar-kejaran, mondar-mandir dengan galak. Mengunjungi pekarangan, semak pantai, dan hutan mangrove. Mendatangi bunga Loranthus, Morinda pohon papaya dll.
Berbiak sepanjang tahun
Habitat
Pekarangan, pantai dan hutan mangrove
Penyebaran global
Cina, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Australia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi Maluku, Papua

Penyebaran di kampus UNNES
Dijumpai hampir di seluruh lingkungan kampus UNNES
Status
Penetap, dilindungi tatat perundangan Republik Indonesia
frekuensi perjumpaan sering dan mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes

Famili : Nectariniidae
Genus : Cinnyris
Species : Cinnyris jugularis

6. Burung-madu kelapa

Anthreptes malaccensis Nectariniidae
Plain-throated Sunbird

Karakter
Tubuh berukuran sedang 13 cm berwarna-warni
Jantan: mahkota dan punggung hijau bersinar, tungggir, penutup sayap, ekor dan sedttrip kumis ungu bersinar, pipi, dagu, dan tenggorokan cokelat tua buram, bagian lain pada tubuhbagian bawah kuning
Betina: tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning muda.
Iris merah, paruh hitam, kaki hitam abu-abu.
Bersifat teritorial secara agresif, mengusir burung-madu lain dari pohon sumber makanan yang disukainya, seperti Loranthus, Musa sp, Hybiscus
Berbiak: sepanjang tahun
Habitat
Pekarangan terbuka, pohon kelapa, semak pantai dan hutan mangrove

Penyebaran global
Asia Tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda besar, Sumatera, Kaliimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi
Penyebaran dikampus UNNES
Dijumpai di kebun dan sekitar lab Biologi gedung D11 dan juga fakultas Teknik
Status
Penetap, dilindungi tata perundangan Republik Indonesia
Frekuensi perjumpaan sering dan mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Nectariniidae
Genus : Anthreptes
Species : Anthreptes malacensis


7. Cabai Jawa

Dicaeum trochileum Dicaeidae
Scarlet-headed Flowerpecker

Karakter
Tubuh berukuran sangat kecil 8 cm berwarna hitam dan merah padam
Jantan dewasa: kepala, punggung, tunggir dan dada merah padam atau agak kejinggan, sayap dan ujung ekor hitam, perut putih dan keabu-abuan, ada bercak putih pada lengkung sayap. Betina: tunggir merah, tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah pada kepala dan mantel, tubuh bagian bawah putih buram. Remaja: tubuh bagian atas coklat kehijauan, adabecak jingga pada tunggir dengan paruh berwarna orange Mengunjungi rumpun bennalu untuk memakan buahnya yang lengket dan juga sering mengunjungi pohon kersen
Berbiak: januari-Oktober, April, Mei
Habitat
Pekarangan, daerah terbuka, perkotaan daerah pantai dan juga hutan mangrove
Penyebaran global
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Lombok
Penyebaran di kampus UNNES
Dijumpai hampir di seluruh lingkungan kampus
Status
Penetap
Frekuensi perjumpaan sering dan mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Dicaeidae
Genus : Dicaeum
Species : Dicaeum trochileum

8. Cekakak Jawa

Halcyon cyanoventris Alcedinidae
Javan Kingfisher

Karakter
Tubuh berukuran sedang 25 cm berwarna gelap. Dewasa: kepala coklat tua, tenggorokan dan kerah coklat, perut dan punggungnya biru ungu. Penutup sayap hitam, bulu tebang biru terang, bercak putih pada sayap terlihat sewaktu terbang. Remaja: tenggorokan keputih-putihan. Iris coklat tua, paruh dan kaki merah
bertengger pada cabang rendah pohon yang terisolasi atau pada tiang dilahan rumput terbuka. Memburu serangga dan mangsa lain. Jarang sekali berburu diatas air lebih pendiam dari cekakak sungai tapi suara sering terdengar
Berbiak: maret, September
Habitat
lahan terbuka, dekat air bersih, ditemukan sampai ketinggian 1000 m mdpl
9.
Penyebaran global
Jawa dan Bali
Penyebaran di kampus UNNES
Dijumpai di kebun biologi, persawahan FBS, sungai samping FIP dan juga kalisegoro
Status
Penetap, endemik Jawa dan Bali, dilindungi tata perundangan Republik Indonesia
Frekuensi perjumpaan sering dan agak mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Coraciiformes
Famili : Alcedinidae
Genus : Halcyon
Species : Halcyon cyanoventris
9. Cinenen pisang
Orthotomus sutorius Silviidae
Common Tailorbird

Karakter
Tubuh berukuran kecil 10 cm mahkota merah karat, perut putih, ekor panjang dan sering ditegakan. Alis kekuningtiuaan, kekang dan sisi kepala keputihan, tengkuk keabu-abuan, punggung, sayap, dan ekor hijau zaitun. Tubuh bagian bawah putih, sisi tubuh abu-abu
Bulu biak jantan: bulu ekor tengah lebih memanjang. Iris kuning tua pucat, paruh atas hitam paruh bawah kemerahjambuan kaki merah jambu
Mengunjungi hutan terbuka, hutan skunder dan pekarangan. Lincah selalu bergerak atau dengan gagah mengeluarkan suara yang menusuk. Tinggal di semak bawah atau bersembunyi di kerimbunan
Berbiak : april, September-Januari
Habitat
Hutan terbuka, hutan skunder, pekarangan, semak, tersebar luas hingga ketinggian 1500 m mdpl
Penyebaran global
India sampai cina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia dan Jawa
Penyebaran di kampus UNNES
Dijumpai hampir di seluruh linkungan kampus
Status
Penetap
Frekuensi peerjumpaan sering dan sangat mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Sylviidae
Genus : Orthotomus
Species : Orthotomus sutorius


10. Elang-ular bido
Spilornis cheela Accipitridae
Crested Serpent-eagle
Karakter
Tubuh berukuran sedang 50 cm berwarna gelap, sayap sangat lebar dan membulat, ekor pendek. Dewasa: tubuh bagian atas coklat abu-abu gelap, tubuh bagian bawah coklat, perut sisi tubuh dan lambungnya berbintik-bintik putih. Terdapat garis abu-abu lebar ditengah garis-garis hittam pada ekor jambul pendek dan lebar berwarna hitam dan putih
Ciri khasnya adalah kulit kuning tanpa bulu diantara mata dan paruh. Pada waktu terbang terlihat garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap
Remaja: mirip dewasa, tapi lebih coklat dan lebih banyak warna putih pada bulu
Iris kuning, paruh coklat-abu-abu, kaki kuning
Sering terlihat terbang melingkar diatas hutan dan perkebunan antar pasangan sering saling memanggil pada saat bercumbu, pasangan memnunjukan atraksi aerobatic. Sangat rebut melayang- laying sambil mengeluarkan suara.
Habitat
Hutan, tepi hutan sub urban tersebar sampai ketinggian 1900 m mdpl
Penyabaran global
India, Cina Selatan, Asia Tenggara, Palawan dan Sunda Besar
Penyebaran di kampus UNNES
Dijumpai terbang melingkar di kebun Biologi, Kali Segoro dan FIK.
Status
Penetap, Cites II, dilndungi tata perundangan Republik Indonesia
Frekuensi perjumpaan sering dan mudah
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Falconiformes
Famili : Accipitridae
Genus : Spilornis
Species : Spilornis cheela


2.3 Keanekaragaman Hayati Jenis Kupu-kupu
 Leptosia nina
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pieridae
Genus : Leptosia
Spesies : Leptosia nina
Nama Inggris : Psyche
Penyebaran global:
Sri Lanka, India hingga Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Hainan,.China, .Malaysia. Langkawi, Penang, Kedawi dan Indonesia
Penyebaran lokal:
Merupakan kupu-kupu yang mudah dijumpai, terdistribusi di seluruh wilayah kampus universitas negeri semarang
Deskripsi:
Berukuran kecil, sayap depan 1,6 cm. Termasuk kupu-kup yang terbang rendah, tak lebih dari ketinggian 1m. Sayap berwarna putih dengan ujung sayap depan berwarna hitam dan terdapat titik hitam. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.

 Junonia oritya
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Junonia
Spesies : Junonia oritya
Nama Inggris : Blue Pansy
Penyebaran global:
Afghanistan, India hingga Myanmar, Thailand, kamboja, Laos, Vietnam, Hainan. Indonesia.

Penyebaran lokal:
Sering terlihat di areal penanaman bibit tanaman penghijauan sebelah kiri gerbang unnes
Deskripsi:
Junonia oritya mempunyai suatu preferensi yang kuat terhadap area panas dan kering. Mereka terbang di bawah sinar matahari dan juga hinggap di atas bebatuan di bawah terik matahari dan di atas pasir panas. Pejantannya terbang ke tempat berlumpur untuk menghisap air dan garam-garam mineral terlarut.. Jantan dan betina mendatangi bunga-bunga untuk meminum nektar. Junonia orythia mempunyai rentangan sayap antara 4 hingga 6 cm. Warna dan corak pada permukaan atas sayapnya cukup konsisten, tapi sesekali dapat berubah ubah pada permukaan bawah sayapnya. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.
Elymnias hypermnestra
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Elymnias
Spesies : Elymnias hypermnestra
Nama Inggris : Common Palmfly
Penyebaran global
India, sebagian himalaya dan asia tenggara
Penyebaran lokal:
Terdistribusi di seluruh wilayah kampus universitas negeri semarang, merupakan kupu-kupu yang mudah dijumpai karena tanaman inang palem-paleman yang melimpah.
Deskripsi:
Elymnias hypermnestra ini berukuran kecil sedang. Sayap depan pada pajantannya sekitar 3,5 cm, dan pada betinyanya sekitar 4 cm. Spesies jantannya terlihat sebagian besar hitam pada beberpa bagian yang terang tapi dia mempunyai kilau biru dan bercak violet biru kecil dengan latar oranye pada sayap belakangnya. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.


 Danaus chrysippus

Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Danaus
Spesies : Danaus chrysippus
Nama Inggris : Plain Tiger
Penyebaran Global:
Afrika dan eropa selatan, Sri Lanka, India, Myanmar hingga China , Sulawesi dan Jawa Merupakan spesies yang mudah dijumpai
Penyebaran Lokal:
Terdistribusi di seluruh wilayah kampus universitas negeri semarang, terutama di kampus FMIPA, FBS, FIS, Rektorat, dan Kebun Biologi.
Deskripsi:
Danaus chrysippus mempunyai ukuran medium. Sayap depannya 4 cm, berwarna oranye tua dengan suatu ujung yang gelap dan menyilang berjabung dengan titik-titik putih. Tiga titik gelap pada saya[ belakang adalah khas, seperti berpasir pada permukaan bawahnya. Sepintas hampir mirip dengan Elymnias hypermenestra, yang membedakan aalah sayap bagian bawah.
Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.
 Hypolimnas bolina
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Hypolimnas
Spesies : Hypolimnas bolina
Nama Inggris : Blue Moon Butterfly
Penyebaran global:
Madagascar bagian barat melewati asia tenggara, pulau bagian selatan samudra pasifik Perancis, Polynesia, Tonga, Samoa, Vanuatu dan di sebagian Australia, jepang dan New Zealand.
Penyebaran lokal:
Terdistribusi di seluruh wilayah kampus universitas negeri semarang, terutama di kampus FMIPA, kebun biologi, dan jalur BNI-FT. Sering terlihat mengunjungi tumbuhan semak tembeleken Lantana camara.
Deskripsi:
Spesies jantan dari Hypolimnas bolina mempunyai berkas putih pada sayap mereka yang berubah menjadi ungu jika cahaya matahari mengenainya dari sudut kanan. Spesies betina, bagaimanapun, cukup sedikit berbeda-beda dari area ke area. Beberapa meniru kupu-kupu beracun termasuk genus Eupoloea. Ulat dari Hypolimnas bolina tidak rewel. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.
 Polyura athamas
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Papilionidae
Genus : Polyura
Spesies : Polyura athamas
Nama Inggris : Common nawab
Penyebaran global:
Sri Lanka, India, Nepal hingga Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Hainan, S.China, Malay Pen. Dan Indonesia.
Penyebaran lokal:
Jarang terlihat di wilayah kampus universitas negeri semarang, hanya beberapa kali teramati di kebun biologi.

Deskripsi:
Polyura athamas mempunyai rentangan sayap 64-85mm. Sisi atas sayap berwarna hitam. Sebuah titik berukuran sedang pada interspasi ke 5. Terdapat jajaran titik subterminal dengan dua atau tiga titik yang melaluinya pada sudut tornal dari sayap belakang, berwarna kuning pucat, terkadang dengan sedikit warna kehijauan. Ekornya berwarna abu-abu kebiruan. Terdapat titik pada sisi bawah sayap seperti pada sisi atasnya. Sayap belakang coklat, pada sayap depan terdapat dua titik hitam kecil dekat pangkal. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.
 Papilio polytes
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Papilionidae
Genus : Palilio
Spesies : Papilio polytes
Nama Inggris : Common Mormon
Penyebaran Global:
Pakistan, India, Nepal, Sri lanka, Myanmar, china selatan dan barat termasuk hainan dan propissi guandong, Taiwan, Hongkong, Jepang, Vietnam, Laos, Kamboja, kepulauan Andaman, Nicobar, Malaysia, Brunei dan Indonesia kecuali irian jaya dan kepulauan moluccas, Filipina.
Penyebaran Lokal:
Teramati sedang terbang di jalur BNI-FT, kebun biologi, laboratorium biologi dan beberapa kali terlihat sedang bertelur di kebun mini bagian belakang laboratorium biologi.
Deskripsi:
Berukuran sedang, sayap depan kira-kira berukuran 3,5 cm jantan dan beberapa betina berwarna hitam kecoklatan dengan tanda berwarna putih eskrim yang melintang dari sayap depan dan sayap belakang, betina memiliki tanda berwarna pink terumbu karang denganwarna putih istimewa pada empat selnya, badannya hitam. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.
 Graphium Agamemnon
Graphium : Agamemnon
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Papilionidae
Genus : Graphium
Spesies : Graphium agamemnon
Nama Inggris : Tailed Jay
Penyebaran Global
India bagian selatan sampai Saurashtra, India bagian utara, Nepal, Sri Lanka, Andamans, Nicobars, Bangladesh, Brunei, Myanmar, Thailand, Laos, kamboja, cina selatan termasuk Hainan, Taiwan, Asia hingga Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Australia Queensland bagian utara.
Penyebaran Lokal
Terdistribusi di seluruh wilayah kampus universitas negeri semarang, sering terlihat mengunjungi pohon sirsak Annona muricata untuk bertelur.
Deskripsi:
Termasuk kupu-kupu berukuran medium, sayap depan 4,25 cm. mereka terbang sangat cepat dan selalu terbang tinggi. Sayap didominasi dengan bintik warna hijau kekuningan yang tersebar pada seluruh sayap depan dan bawah. Jantan dan betina memiliki betuk dan pola warna sayap yang sama. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.
 Papilio demolius
Kingdom : Animalia
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Papilionidae
Genus : Palilio
Spesies : Papilio demoleus
Nama Inggris : Lime Butterfly
Penyebaran global:
Oman, UAE, Saudi Arabia, Kuwait, Bahrain, Qatar, Iran, Afghanistan and Pakistan bagian barat. Sri Lanka, India and Nepal. Kepulauan Andamans. Burma, Thailand, Philippina, kamboja, Cina Selatan termasuk Hainan, propinsi Guangdong, Taiwan, Jepang, Malaysia, Singapora, Indonesia Kalimantan, Sumatra, Sula, Talaud, Flores, Alor dan Sumba, Papua New Guinea, Australia, Sabah dan Sarawak Malaysi Borneo, Kalimantan, Brunei., Republic Dominika, Jamaica, dan Puerto Rico.
Penyebaran lokal:
Jarang terlihat di wilayah kampus unnes, beberapa kali terlihat mengunjungi taman sebelah barat laboratorium biologi, dan FIS.
Deskripsi:
Kupu-kupu ini memiliki ukuran medium, sayap depan memiliki ukuran 4,5 cm. Termasuk kupu-kupu yang terbang cepat. Kupu-kupu jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat titik merah yang berada pada daerah ujung tepi dalam sayap belakang. Pada spesies betina, tanda merah disertai dengan titik warna biru yang sama besrnya dengan warna merah, pada spesies betina warna biru hanya setengah dari warna merah. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.

 Papilio memnon
Distribusi
India utara bagian timur termasuk Sikkim, Assam dan Nagaland, Nepal, Bangladesh, Myanmar, kepulauan Nikobar, Kepulauan Andaman,China termasuk Hainan, Taiwan dan jepang bagian selatan, Pulau Ryukyu. Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia Sumatra, kepulauan Mentawai, Nias, Batu, Simeulue, Bangka, Jawa, Kalimantan dan Kepulauan Sunda kecuali Timor, Wetar, Babar dan Tanimbar.
Distribusi lokal
Terdistribusi di seluruh wilayah kampus UNNES, Sering terlihat mengunjungi tanaman bunga di depan gedung jurusan biologi dan bertelur di kebun mini bagian belakang laboratorium biologi, sering terlihat terbang melintas di jalur BNI-FT , FBS, rektorat, dan kebun biologi
Deskripsi:
Kupu-kupu ini memiliki ukuran yang besar, sayap depan mamiliki ukuran antara 7- 8 cm, kebanyakan pada spesies jantan sayap depan ditandai dengan banyak warna abu-abu. Pada bagian pangkal sayap ditandai dngan adanya titik merah, spesies jantan dan betina dapat dibedakan dari pola warna sayapnya, spesies betina biasanya memiliki sayap yang lebih cerah. Status tinggal: residen, status perlindungan: tidak dilindungi.


Spesifikasi

Kingdom Animalia
Class Insecta
Ordo Lepidoptera
Family Papilionidae
Genus Palilio
Spesies Papilio memnon
Nama Inggris Great Mormon


2.4 Keanekaragaman Hayati Jenis Tumbuhan
A. Bintaro Cerbera manghas
Deskripsi:
Pohon yang tingginya sekitar 4- 6 meter dengan banyak percabangan. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-5cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan berwarna merah cerah jika masak. Merupakan bagian dari ekosistem pesisir atau mangrove.
Distribusi:
Area gerbang UNNES, PKM FMIPA, Gedung A3 FIP.
Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Family : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Spesies : Cerbera manghas
Nama Inggris : Benjamin trees
Nama daerah : Bintaro

B. Glodogan Polyalthia longifolia
Deskripsi :
Tinggi sampai 25 m dengan batang lurus. Daun berbentuk oval membujur sempit berbentuk tombak 11-22 cm x2-4,5 cm, berbentuk baji membulat ke pangkal, tepi berombak. Bunga axial, petala sempit berbentuk tombak 1-2 cm berwarna kuning kehijau-hijauan.monocarp hampir membulat sampai bulat telur panjang 2-2,5 cm sedangkan tangkai 8-12 mm. habitat sering ditemukan di hutan-hutan dan daerah dataran.
Distribusi :
Area gerbang UNNES, Auditoriuum UNNES, PKM FBS, FMIPA, disekitar D7, PKM FMIPA, Jalur BNI-FIP, Gedung A3 FIP, FIS, FT, Kebun Wisata Pendidikan UNNES, JALUR Gerbang UNNES- Patemon.
Klasifikasi :

Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Ficus
Spesies : Polyalthia longifolia
Nama Inggris : Ashoka tree
Nama daerah : Glodokan

C. Beringin Ficus benjamina
Deskripsi:
Banyak ditemukan di pinggir jalan, atau tepi jurang. Pohon besar dengan tinggi mencapai 20 -25 meter, berakar tunggang, batang tegak, bulat, permukaan kasar,cokelat kehitaman, percabangan simpodial. Keunikannya adalah pada batang keluar akar gantung akar udara. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, dengan letak yang silang berhadapan. Bentuk daun lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjangnya 3-6 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip hijau. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5-1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih. Merupakan pohon dengan potensi kanopinya yang tinggi.
Distribusi : Area gerbang UNNES, Rektorat, FMIPA, disekitar D7, PKM FBS, FIS, FT.
Klasifikasi :

Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Family : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus benjamina
Nama Inggris : Benjamin trees
Nama daerah : Beringin


D. Kerai payung Fillicium decipiens
Distribusi :
Kebun Wisata Pendidikan UNNES, FIS, FT.
Klasifikasi :

Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Sapindaceae
Genus : Fillicium
Spesies : Fillicium decipiens
Nama Inggris : -
Nama daerah : Kerai payung
E. Ketapang Terminalia catappa L.
Deskripsi :
Merupakan tumbuhan berbatang besar, tingginya mencapai 20 meter lebih. Daunnya selebar tangan bentuk bulat telur dengan pangkal daun runcing, ujung daun tumpul / datar, tulang daun sejajar, serta tepi daun berombak. Setiap dua kali dalam setahun, pohon ini meruntuhkan daunnya. Bunga berbulir tumbuh pada ketiak daun, sebagian besar adalah bunga jantan, bunga biseksual terdapat ke arah pangkal, sangat sedikit, warna putih-kehijauan dengan cakram berjanggut. Buah pelok membulat telur atau menjorong, agak pipih, hijau ke kuning dan merah saat matang. Buah batu dikelilingi lapisan daging berair setebal 3-6 mm. Jenis ini dapat dikenali langsung dari cabangnya yang kaku dan daun-daun besarnya yang tersusun dalam roset.. Toleran terhadap tanah masin dan tahan terhadap percikan air laut; sangat tahan terhadap angin dan menyukai sinar matahari penuh atau naungan sedang. Mampu bertahan hanya pada daerah-daerah tropis atau daerah dekat tropis dengan iklim lembab. Pada habitat alaminya curah hujan tahunan berkisar 3000 mm. Tumbuh baik pada semua jenis tanah dengan drainase baik. Umumnya dibudidayakan pada ketinggian sampai 800 m.
Distribusi :
Area Gedung B4, UNNES, PKM FMIPA, FMIPA, disekitar D7, PKM FMIPA, Jalur BNI-FIP, Gedung A3 FIP, FIS, FT, FIK, Area Joglo,Kebun Wisata Pendidikan UNNES, JALUR Gerbang UNNES- Patemon.
Klasifikasi :

Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Combretaceae
Genus : Terminalia

Spesies : Terminalia catappa L.
Nama Inggris : Tropical almond
Nama daerah : Ketapang

F. Mahoni Swietenia mahagoni L. Jacq.
Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni L. Jacq.
Nama Inggris : West Indian Mahogany
Nama daerah : Mahoni
Deskripsi:
Mahoni dapat tumbuh liar di beberapa hutan seperti hutan jati dan tempat-tempat lain dekat pantai. Biasanya juga ditanam sebagai pohon pelindung di tepi jalan. Berbentuk pohon, tahunan dengan tinggi 5-25 meter. Perakaran tunggang, berbatang bulat, bercabang banyak dan kayunya bergetah. Daun majemuk menyirip genap, dengan helaian berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, dengan panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna kemerahan sedangkan apabila sudah tua berubah hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni adalah pohon penghasil kayu keras untk berbagai perabot.
Distribusi: Distribusi: Area gerbang UNNES, Auditoriuum UNNES, FBS, Gedung H Rektorat, PKM Universitas, Perpustakaan pusat, FMIPA, disekitar D7, Lab. Kimia, Jalur BNI-FIP, Gedung A3 FIP, FIS, FIK, FT, Kebun Wisata Pendidikan UNNES, JALUR Gerbang UNNES-Patemon.
G. Mangga Mangifera indica
Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Meliaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
Nama Inggris : Mango
Nama daerah : Mangga
Deskripsi:
Pohon mangga merupakan pohon tegak dengan banyak percabangan. Tingginya mencapai 45 m, dengan diameter 60-120 cm. Kulit pohonnya berwarna coklat keabuan. Bentuk daun oval sampai lanset, panjang tangkai daun 10 cm. Duduk daun melingkar seperti spiral. Bentuk bunga malai, di ujung cabang, berwarna kuning kehijauan. Bentuk buah bulat agak memanjang dengan salah satu sisinya agak melengkung ke dalam. Ukuran dan warna buah bervariasi antara hijau kekuningan sampai mendekati merah. Demikian juga warna daging buah dan rasanya manis, asam. Buahnya merupakan buah buni, permukaan bijinya kasar seperti ada serabut halus, warnanya putih kecoklatan. Mangga dapat Tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1200 m dpl. Dan tumbuhan ini biasa digunakan sebagai tumbuhan reklamasi.
Distribusi: Distribusi: Area gerbang UNNES, Auditoriuum UNNES, B4, PKM Universitas, FMIPA, Lab. Kimia, PKM FMIPA, Jalur BNI-FIP, FIS, Area Joglo, FIK, FT, Kebun Wisata Pendidikan UNNES.
H. Palem putri Veitchia merillii Becc. H. E. Moore.
Kingdom : Plantae
Class : Liliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Veitchia
Spesies : Veitchia merillii Becc. H. E. Moore.
Nama Inggris : -
Nama daerah : Palem putri
Deskripsi:
Sering berada di tepi � tepi jalan. Sekilas bentuknya seperti palem raja, daun yang lebih lebar dan warna lebih hijau. Tanaman berasal dari Madagaskar, banyak dimanfaatkan sebagai penghias pinggir jalan atau tanaman pot. Daun majemuk, dengan pertulangan helai daunnya lurus. Bunga majemuk. Perakaran serabut.
Distribusi: Distribusi: B4, Dekanat FBS, FMIPA, FT.
I. Palem raja Roystonea regia

Kingdom : Plantae
Class : Liliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Roystonea
Spesies : Roystonea regia
Nama Inggris : -
Nama daerah : Palem raja
Deskripsi:
Palem pada umumnya adalah tanaman hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, dataran rendah dan tinggi, pegunungan dan di pantai, daerah dengan tanah yang subur maupun gersang. Palem raja dikenal sebagai Royal palm karena bentuknya yang menawan dengan batang yang kokoh, daun yang hijau dan segar. Pelepah yang rontok akan meninggalkan bekas lingkaran atau garis berwarna abu-abu putih. Tingginya dapat mencapai 25- 30 m. Jenis tanaman ini sering difungsikan sebagai tanaman hias di luar halaman rumah, serta sebagi penghias jalan. Dalam pertumbuhannya palem raja memerlukan penyinaran matahari penuh. Namun, saat perkecambahan dan pembibitan sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung. Suhu udara yang diperlukan adalah 25-33 derajat C, dan masih tumbuh baik di luar kisaran suhu udara tropis tersebut. Media tanam tumbuhan ini, tanahnya harus mengandung pasir, dan akarnya tidak menyukai genangan air.
Distribusi: Distribusi: Area gerbang UNNES, Kebun Wisata Pendidikan UNNES, Joglo, FIS, FIK..

J. Sirsak Annona muricata L.
Kingdom : Plantae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L.
Nama Inggris : Soursop
Nama daerah : Sirsak
Deskripsi:
Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Daat tumbuh subur apabila disekitar banyak terdapat air. Sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang kurang lebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam.
Distribusi: Distribusi: FMIPA, Lab. Kimia, Kebun Wisata Pendidikan UNNES.
2.5 Pemanfaatan tumbuhan yang ada di UNNES
1. Pinang (Areca catechu L.)
Divisi : spermatophyte
sub divisi : angiospermae
kelas : monocotyledonae
bangsa : arecales
suku : arecaceae/palmae
marga : areca
jenis : Areca catechu L.
Manfaat Tanaman Pinang
Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid . Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi .Fraksi flavonoid (flavonol, antosianin, flavan-3-ol, dan proantosianidin) dari ekstrak cranberry mampu menghambat pertumbuhan sel melalui G1 dan G2/M arrest serta mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker payudara MDA-MB-435. Sedangkan proantosianidin pada biji anggur memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan sel kanker melalui downregulasi ekspresi Bcl-XL (death inhibitor) sehingga dapat menginduksi apoptosis. Hal ini memungkinkan aktivitas sitotoksik proantosianidin pada pinang juga melalui mekanisme yang sama.
Tanaman pinang berpotensi antikanker karena memiliki efek antioksidan, dan antimutagenik. Ekstrak etanolik buah pinang memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan IC50 sebesar 45,4 μg/ml. Pinang mampu menginduksi cell cycle arrest pada kultur sel epitelial oral-KB. Berdasarkan data-data tersebut, biji buah pinang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen sitotoksik yang dapat dikombinasi dengan agen kemoterapi sehingga mampu meningkatkan sensitifitas sel kanker.
2. Mahoni (Swietenia Mahagoni)
Kerajaan : Plantae (tidak termasuk Eudicots dan Rosids)
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia Mahagoni


Manfaat Tanaman Mahoni
Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.
Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar.
Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.Buah mahoni memiliki zat bernama flavonolds dan saponins.
Flavonolds sendiri dikenal berguna untuk melancarkan peredaran darah sehingga para penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah disarankan memakai buah ini sebagai obat.Khasiat flavonolds ini juga bisa untuk mengurangi kolesterol, penimbunan lemak pada saluran darah, mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas.
Sementara itu, saponins memiliki khasiat sebagai pencegah penyakit sampar, bisa juga untuk mengurangi lemak di badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah.

3. Bunga Tembelek (Lantana Camara)
Kingdom : Plantae
Phyllum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Family : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana Camara
Habitat : Di daerah tropis
Manfaat Bunga Tembelek (Lantana Camara)
Akarnya bersifat tawar dan sejuk serta berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), penawar racun (antitoksik), penghilang nyeri (analgesik), mengobati TBC Kelenjar (skrofuloderma), dan menghentikan perdarahan (hemostatis). Selain itu, juga dapat mengobati rematik, bengkak, memar, keputihan (leukorea), kencing nanah (gonore), gondongan (parotitis, mumps), dan sakit kulit yang berkaitan dengan gangguan emosi (neurodermatitis). Pemakaian luar digunakan untuk radang kulit, eksim, jamur kulit (tinea), bisul, luka berdarah, tersiram air panas, gigitan serangga, memar dan keputihan. Caranya, daun dan ranting segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus dan airnya digunakan cuci.
Daun bersifat pahit, sejuk, berbau, dan sedikit beracun (toksik) berkhasiat menghilangkan gatal (anti pruritus), anti toksik, menghilangkan bengkak, dan perangsang muntah. Selain itu, juga dapat mengobati sakit kulit, bisul, luka, batuk, rematik, dan memar.
Bunga tembelekan manis rasanya dan sejuk berkhasiat sebagai penghenti perdarahan. Bunga berkhasiat mengatasi TB paru dengan batuk darah dan sesak nafas (asmatik). Untuk melawan tuberkulosis paru-paru dengan batuk darah, digunakan bunga tembelekan kering sebanyak 6 - 10 g, direbus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa separuh. Setelah dingin, air rebusan itu disaring, dibagi untuk 3 kali minum (pagi hari, siang, dan sore) masing-masing setengah gelas.
4. Rambusa (Passiflora foetida)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : P. foetida

Manfaat Rambusa (Passiflora foetida)
Pada masa lalu rambusa ditanam untuk buahnya, yang manis dan banyak sari buahnya jika masak. Anak-anak menyukainya. Hanya saja, buah yang muda beracun.
Rambusa juga ditanam sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup tanah, untuk melindungi tanah dari erosi yang berlebihan. Pucuknya yang muda kadang-kadang dimanfaatkan sebagai sayuran.

5. Dadap Merah (Erythrina variegata)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Faboideae
Bangsa : Phaseoleae
Genus : Erythrina
Spesies : E. variegata



Manfaat Dadap Merah (Erythrina variegata)
Dadap kerap dipakai sebagai pohon peneduh di kebun-kebun kopi dan kakao, atau pohon rambatan bagi tanaman lada, sirih, panili, atau umbi gadung. Juga baik digunakan sebagai tiang-tiang pagar hidup. Di wilayah Pasifik, dadap dimanfaatkan sebagai penahan angin.
Tanaman ini menghasilkan kayu ringan (BJ 0,2-0,3), lunak dan berwarna putih, yang baik untuk membuat pelampung, peti-peti pengemas, pigura, dan mainan anak. Kayunya juga merupakan bahan pulp, namun kurang baik digunakan sebagai kayu api karena banyak berasap.
Daun-daun dadap yang muda dapat digunakan sebagai sayuran. Daun-daun ini berkhasiat membanyakkan susu ibu, membuat tidur lebih nyenyak, dan bersama dengan bunganya untuk melancarkan haid. Cairan sari daun yang dicampur madu diminum untuk mengobati cacingan; sari daun dadap yang dicampur minyak jarak (kasteroli) digunakan untuk menyembuhkan disentri. Daun dadap yang dipanaskan digunakan sebagai tapal untuk meringankan rematik. Pepagan (kulit batang) dadap memiliki khasiat sebagai pencahar, peluruh kencing dan pengencer dahak. Bijinya agaknya beracun
Memiliki kandungan protein (dan nitrogen) yang tinggi, daun-daun dadap juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau untuk pupuk hijau. Sebatang pohon dadap yang berukuran sedang, yang dipangkas 3-4 kali setahun, dapat menghasilkan 15-50 kg hijauan pakan ternak dalam setahunnya. Sejauh ini, daun-daun dadap diketahui tidak bersifat racun (toksik) bagi ternak ruminansia. Perakaran dadap bersimbiosis dengan bakteri Bradyrhizobium mengikat nitrogen dari udara, dan meningkatkan kesuburan tanah.
6. Euphorbia milii
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : E. milii
Manfaat Euphorbia milii
E.milii selain digunakan sebagai tanaman hias, juga berkhasiat sebagai obat. Obat yang dibuat dari E.milii diantaranya yaitu:

• Pendarahan rahim
Bunga sebanyak 10-15 kuntum direbus dengan 50 gram daging sapi tanpa lemak. Kudapan itu bisa dimakan sebagai sup.
• Hepatitis
Pucuk batang yang masih segar (9-15 g), diiris tipis dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Air rebusan tersebut bisa diminum dengan madu.
• Luka baker
Daun dan batang direbus dengan air sampai mendidih, setelah dingin digunakan sebagai pengompres.
• Bisul
Batang diiris tipis dan dibakar dan ditempelkan pada bisul.
7. Kamboja Jepang
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Adenium
Spesies: Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult


Manfaat Kamboja
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing nanah (Gonorrhea), Bengkak, Bisul; Getah Pohon Kamboja (Plumeria acuminata) mengandung senyawa sejenis karet, triterpenoid amyrin, lupeol, kautscuk dan damar. Kandungan minyak mernguapnya terdiri dari geraniol, sitronellol, linallol, farnesol dan fenetilalkohol.
2.6 Contoh perilaku atau tindakan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa sebagai kader bangsa dalam menjaga keanekaragaman hayati di UNNES:
1. Penanaman sejuta pohon
Gerakan mahasiswa untuk menanam pohon di mana setiap mahasiswa diwajibkan menanam minimal 1 pohon dan merawatnya guna menjaga keanekaragaman hayati.
2. Membuang sampah pada tempatnya
Dalam hal ini, ekosistem kehdupan sekitar tercemar akibat limbah dari sampah yang dibuang pada sembarang tempat kemudian berkelanjutan menuju genangan air yang dapat mengggnggu bahkan merusak kehidupan di dalamnya.
3. Tidak merusak pohon
Seperti mengambil daun atau rantingnya. Selain itu menancapkan paku di pohon untuk memasang pengumuman, spanduk, atau saemacam pamflet lainnya merupakan tindakan merusak keanekaragaman hayati. Namun sangat mengecewakan apabila masih banyak ditemukan mahasiswa di UNNES masih melakukannya guna kelancaran kegiatan mahasiswa yang selalu diprioritaskan.
4. Merawat pohon
Memelihara dan menjaga serta melakukan pengontrolan pohon yang baru ditanam dengan merawat, menyirami dengan tujuan tetap menjaga kelestarian pohon itu sendiri. Hal ini penting dilakukan agar pohon yang telah ditanam tidak terbengkalai.
5. Memperhatikan flora di UNNES
Melestarikan dan bahlan mengembangbiakan flora langka di UNNES melalui kebun biologi. Meskipun kebun tersebut didirikan oleh jurusan Biologi namun seluruh mahasiswa juga diharapkan ikut serta menjaga dan merawatnya.
6. Gerakan go green
Turut serta mensukseskan UNNES go green yang mempunyai berbagai kegiatan yang bertujuan menjaga keanekaaragaman hayati berdasarkan konsep UNNES kinservasi.
7. Melalui riset
Hasil riset membuktikan keanekaragaman dapat juga dikembangkan melalui hasil perkawinan yang mempunyai susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk atau orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas yang terjadi secara alami atau secara buatan.

8. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Perlindungan sistem penyangga kehidupan meliputi usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan perlindungan mata air, tebing, tepian sungai,danau, dan jurang, pemeliharaan fungsi hidrologi hutan, perlindungan pantai, pengelolaan daerah aliran sungai, perlindungan terhadap gejala keunikan dan keindahan alam, dan lain-lain. Perlindungan sistem penyangga kehidupan dilaksanakan dengan cara menetapkan wilayah yang dilindungi. Pada dasarnya area yang dilindungi dapat dilakukan upaya pemanfaatan, tetapi harus mematuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
9. Pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna beserta ekosistemnya
Pengawetan merupakan usaha dan tindakan konservasi untuk menjamin keanekaragaman jenis meliputi penjagaan agar unsur-unsur tersebut tidak punah dengan tujuan agar masing-masing unsur tersebut dapat berfungsi dalam alam dan senantiasa siap untuk sewaktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Punahnya salah satu unsur tidak dapat digantikan dengan unsur lain. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam kawasan konservasi in-situ ataupun di luar kawasan konservasi ex-situ.
10. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
Pemanfataan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya pada hakikatnya merupakan usaha pengendalian/pembatasan dalam pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sehingga pemanfaatan tersebut dapat dilakukan secara terus menerus pada masa mendatang. Kegiatan yang dilakukan adalah pemanfaatan kondisi lingkugan kawasan pelestarian alam dengan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.
2.7 Nilai dan Pemanfaatan keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Dengan mengetahui potensi dari nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, diharapkan kita mampu melakukan kegiatan-kegiatan pemanfaatan secara lestari untuk mempertahankan kekayaan sumber daya hayati.
2.7.1 Nilai Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati memiliki beragam nilai atau arti bagi kehidupan. Ia tidak hanya bermakna sebagai modal untuk menghasilkan produk dan jasa saja aspek ekonomi karena keanekargaman hayati juga mencakup aspek sosial, lingkungan, aspek sistem pengtahuan, dan etika serta kaitan di antara berbagai aspek ini. Berdasarkan uraian tersebut, berikut ini setidaknya ada 6 nilai keanekaragaman hayati yang bisa diuraikan:
a.Nilai Eksistensi
Nilai eksistensi merupakan nilai yang dimiliki oleh keanekaragaman hayati karena keberadaannya Ehrenfeld, 1991. Nilai ini tidak berkaitan dengan potensi suatu organisme tertentu, tetapi berkaitan dengan beberapa faktor berikut:
1. Faktor hak hidupnya sebagai salah satu bagian dari alam;
2. Faktor yang dikaitkan dengan etika, misalnya nilainya dari segi etika agama. Berbagai agama dunia menganjurkan manusia untuk memelihara alam ciptaan Tuhan; dan
3. Faktor estetika bagi manusia. Misalnya, banyak kalangan, baik pecinta alam maupun wisatawan, bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk mengunjungi taman-taman nasional guna melihat satwa di habitat aslinya, meskipun mereka tidak mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut.
b. Nilai Jasa Lingkungan
Nilai jasa lingkungan yang dimiliki oleh keanekaragaman hayati ialah dalam bentuk jasa ekologis bagi lingkungan dan kelangsungan hidup manusia. Sebagai contoh jasa ekologis ,misalnya, hutan, salah satu bentuk dari ekosistem keanekaragaman hayati, mempunyai beberapa fungsi bagi lingkungan sebagai:
1. pelindung keseimbangan siklus hidrologi dan tata air sehingga menghindarkan manusia dari bahaya banjir maupun kekeringan;
2. penjaga kesuburan tanah melalui pasokan unsur hara dari serasah hutan;
3. pencegah erosi dan pengendali iklim mikro.
Keanekaragaman hayati bisa memberikan manfaat jasa nilai lingkungan jika keanekaragaman hayati dipandang sebagai satu kesatuan, dimana ada saling ketergantungan antara komponen di dalamnya.
c . Nilai Warisan
Nilai warisan adalah nilai yang berkaitan dengan keinginan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati agar dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Nilai ini acap terkait dengan nilai sosio-kultural dan juga nilai pilihan. Spesies atau kawasan tertentu sengaja dipertahankan dan diwariskan turun temurun untuk menjaga identitas budaya dan spiritual kelompok etnis tertentu atau sebagai cadangan pemenuhan kebutuhan mereka di masa
datang.
d. Nilai Pilihan
Keanekaragaman hayati menyimpan nilai manfaat yang sekarang belum disadari atau belum dapat dimanfaatkan oleh manusia; namun seiring dengan perubahan permintaan, pola konsumsi dan asupan teknologi, nilai ini menjadi penting di masa depan. Potensi keanekaragaman hayati dalam memberikan keuntungan bagi masyarakat di masa datang ini merupakan nilai pilihan Primack dkk., 1998.
e. Nilai Konsumtif
Manfaat langsung yang dapat diperoleh dari keanekaragaman hayati disebut nilai konsumtif Dari keanekaragaman hayati. Sebagai contoh Dari nilai komsumtif ini ialah pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk pemenuhan kebutuhan sandang, pangan maupun papan.
f. Nilai Produktif
Nilai produktif adalah nilai pasar yang didapat dari perdagangan keanekaragaman hayati di pasar lokal, nasional maupun internasional. Persepsi dan pengetahuan mengenai nilai pasar ditingkat lokal dan global berbeda. Pada umumnya, nilai keanekaragaman hayati lokal belum terdokumentasikan dengan baik sehingga sering tidak terwakili dalam perdebatan maupun
perumusan kebijakan mengenai keanekaragaman hayati di tingkat global Vermeulen dan Koziell, 2002.
2.6.2 Manfaat Keanekaraman Hayati
1. Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan
a. Pangan:




• Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain.
Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.
Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain.
Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.
Sumber mineral: sayur-sayuran.

2. Sebagai sumber pendapatan/devisa
a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet
b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut

3. Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber gen.

4. Manfaat ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
5. Manfaat keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

6. Manfaat keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.
3.2 Saran
Agar keanekaragaman hayati tidak punah maka diperlukan upaya-upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati tersebut dengan membuat tempat perlindungan misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya.
Dengan upaya tersebut diharapkan keanekaragaman hayati akan tetap tejaga dan lestari dan bemanfaat bagi kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar