1. Konservasi Kontemporer Unnes

Konservasi Universitas negeri semarang sampai saat ini terus berjalan. Proses untuk menuju konservasi seutuhnya dirasa masih membutuhkan waktu beberapa lama. Mengingat ketersiapan beberapa komponen kebutuhan Universitas Konservasi masih belum mapan. Tanpa memandang lama tidaknya konservasi seutuhnya tercipta di unnes, dapat kita lihat bagaimana usaha unnes menciptakan konservasi seutuhnya.

Upaya konservasi yang ada di unnes ini merupakan konservasi kontemporer. Dimana beberapa bidang konservasi merupakan hal baru atau kekinian yang ada di era modernisasi sekarang ini. Hal ini dikarenakan konservasi yang ada di Universitas tidak hanya menyangkut ekosistem alam, tetapi juga lingkungan hidup. Dalam lingkungan hidup kampus ini komponen didalamnya terdiri dari civitas akademik, bangunan, alam, dan masyarakat. Kesemuanya memiliki saling keterikatan dalam pengembangan Universitas negeri semarang di sekaran gunung pati semarang.

Upayanya adalah mencanangkan beberapa program yang menjadi pokok-pokok konservasi. Diantaranya adalah menciptakan lahan hijau seluas-luasnya di kawasan area Universitas negeri semarang berdiri, hal ini telah ditindak dengan membuka lahan-lahan hijau dengan ditanami tanaman-tanaman penghijau, unnes juga membuka lahan sekitar 70 hektar untuk dijadikan sebagai taman keanekaragaman hayati atau dikenal dengan taman kehati. Di dalam taman kehati sendiri tidak hanya ditanami tanaman-tanaman langka, namun juga disebari beberapa fauna yang juga langaka. Seperti jenis-jenis burung, dan kupu-kupu. Hal ini juga yang mendorong unnes menciptakan biodiversitas atau manajemen lingkungan, agar tetap terjaga ekosistem yang telah diciptakan di unnes.

Tindak lanjut lain dari unnes konservasi adalah pengelolahan limbah. Untuk yang satu ini, unnes telah membangun kawasan pengelolaan limbah. Pengelolaan limbah ini dimaksudkan untuk menaggulangi sendiri sampah-sampah yang dihasilkan unnes. Sehingga tidak ikut mencemari lingkungan dengan keberadaan sampah. Program pengelolan sampah ini sendiri telah sering disosialisakan. Dari penempatan tong sampah sesuai dengan sampah yang dibuan, samapai pada pengelolaan sampah dengan metode pembuatan pupuk kompos, dan juga pemanfaatan sampah sebagai industry kreatif. Semuanya sama-sama berorientasi sebagai penganggulangan dan pemanfaatan sampah.

Dan program lainnya adalah paper policy dan green energy. Dua program ini sepenuhnya masih dalam proses. Kerena kedua program berhubungan dengan civitas akademik. Dimana paper policy ini adalah pengurangan atau bahkan penghilangan penggunaan kertas sebagai media penugasan mahasiswa. Untuk menunjang itu, maka diciptakanlah ILMO (Increasing Learning Motivation), Semacam website yang digunakan sebagai sarana civitas akademik secara maya. Jadi segala macam penugasan dilakukan disini, bahkan sampai pada system perkuliahan direncanakan dapat dilakukan secara video call keetika dosen berada jauh dari kampus.

Sedang dalam program green energy atau energy yang ramah lingkungan, pihak unnes baru memulai dengan pemakaian sepeda bagi para pejabat unnes dalam melakukan mobilitas di kampus unnes. Sedang pencanangan parkir terpusat masih belum terlaksana.

Itulah beberapa program dari Universitas negeri semarang dalam menjalankan program konservasi. Kesemua program tersebut mengarah pada penciptaan kawasan yang ramah lingkungan serta berdayaguna dalam mengatasi masalah global warming.

Namun beberapa hal yang masih perlu diperhatikan dalam proses menciptakan kampus konservasi seutuhnya. Karena ada aspek lain juga yang musti diperhatikan. Diibaratkan sebagai unnes sebagai tubuh manusia, maka tubuh tersebut masih membuthkan ruh sebagai kehidupannya. Dan tata pola prilaku sebagai komponen kelengkapannya.

Dalam kunjungannya, menteri pendidikan Indonesia Bapak Muhammad Nuh menyinggung, tentang konservasi akhlaq. Maksudnya unnes juga memperhatikan tata pola prilaku, atau pendidikan moral bagi seluruh civitas akademik. dari para pejabat, karyawan, dan khususnya mahasiswa. Karena manusialah yang akan nantinya menjadi tokoh dalam mensukseskan konservasi di unnes. Dicontohkan juga, bagaimana program nirsampah bisa terwujud jika manusianya masih mudah membuang sampah sembarangan. Untuk itulah perlu sekiranya dilakukan atau dibuat program untuk konservasi manusianya.

Sosialisasi Kebiasaan Berkonservasi

Menindak lanjuti perkataan mendiknas bapak Muhammad Nuh, sekiranya memang sangat diperlukan juga program konservasi buat manusia. Yang dikonservasi bukan fisik manusianya, tetapi tata pola prilaku yang ada pada manusia. Bagaimana menciptakan budaya kebiasaan berkonservasi bagi seluruh aktifitas manusia di unnes?. Hal yang sangat sulit ketimbang melakukan konservasi lingkungan hidup. Karena menyangkut budaya. Dalam teori, budaya tidak dapat diciptakan dalam waktu singkat dan dengan proses yang pendek. Namun budaya dapat diciptakan jika ada usaha.

Dalam usaha menciptakan kebudayaan kebiasaan sikap konservasi di lingkungan unnes, sekiranya perlu dibuat program sosialisasi khusus, dan dengan waktu sosialisasi yang tidak hanya sebentar. Sehingga dapat benar-benar menjadi kebiasaan, dan nantinya dapat membudaya dilingkungan unnes.